Ideologi keras ⚙️


Ideologi keras merujuk kepada agama bukan sebuah bentuk monopoli Islam. Jepang sendiri mempunyai agama yaitu Shinto "pengorbanan untuk negara adalah sebuah kehormatan tertinggi" sebagai bukti Suciede Pilots telah melakukan serangan bunuh diri melalui pesawat tempur mereka Kamikaze berjibakku (bunuh diri)   pada perang dunia kedua dengan cara menukik masuk kedalam cerobong kapal-kapal Amerika serikat kemudian meledak. 

Ancaman masuknya ideologi keras berbasis agama  berasal dari lingkungan aktual. kondisi diarena global saat ini karena berkembangnya fundamentalisme dalam keyakinan. Teori politik demokrasi mampu menggilas teori teori politik lainnya yang menyangkut tatanan kekuasaan yang baik.

Tetapi situasi paradoksal dengan bentuk keyakinan dan rasionalitas memicu terjadinya benturan ideologi  akhirnya menuai ideologi keras dengan segala aksinya seperti terorisme.  Ketertiban dan kedamaian masyarakat akan tercapai jika tesis individualisme berhadapan dengan demokrasi liberal terimplementasi secara etis. Sebaliknya, politik Islam universal terlaksana secara moderat sesuai dengan fitrahnya. diantara dialog tesis dan antitesis proses dialektika filsafat universal melahirkan sintesis berupa perdamaian umat manusia, yang berdasarkan persamaan hak manusia. Peradaban_ Sebagaimana kebudayaan_ harus terbuka, agar tetap valid (berlaku). Menurut hegel proses tesis, antitesis, dan sintesis yang menjadi tesis baru, masing-masing pihak saling mengkoreksi (bukan saling meniadakan). Dialektika kebenaran masing-masing posisi dibersihkan  dari segi-segi yang menyimpang. Seperti seorang teroris menyebarkan pengaruh nilai-nilai antimodernisasi, hanya manipulasi  fakta terbukti mereka menggunakan handphone, komputer,radio untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Antitesis hidup atau ada dari keberanan tesis yang disangkalnya dan antitesis yang ditolaknya.

Menghambat pertumbuhan terorisme, adalah dengan melakukan penggalangan terencana, bertahap dan berlanjut seperti aliran" keras Wahabi.

Sebab daripada kelompok kontemporer  Wahabi atau Salafi diawali oleh Syekh Muhammad Ibnu Abdul Wahab pada tahun 1703/1115 H di uyaynah. Karenanya entitas ini disebut sebagai pengikut Wahabi. Namun berkembang menjadi suatu pemahaman yang ekstrim dan keras "menolak rasionalisme, tradisi dan berbagai khazanah intelektual Islam yang sangat kaya."  Wahabi membuat teks" ayat suci al-quran menjadi suatu corpus tertutup, akibatnya pemahaman yang ada didalamnya terlepas dari konteks masa risalah dan masa pembacaannya.

Dalam prespektif Wahabi yang ini, mengamalkan Islam harus sesuai dengan harafiah, yang berarti menolak realitas kebudayaan nasional dan lokal kaum muslimin yang terdiri dari berbagai macam bangsa dengan masing-masing kebudayaan didunia ini (TWI, 2009). Sikap ekstrim dari kaum salafi/Wahabi yang ini tercermin dari dakwah yang mereka lakukan, yang berlebihan dalam memberikan stigma kafir yang bukan pengikutnya. Analisis bahwa kaum yang mengaku Wahabi/salafi masa kini atau kaum wahabi kontemporer tersebut merupakan lingkungan yang akomodatif terhadap terorisme.

Di Arab Saudi baru terdeteksi ekstensinya, ketika pada akhir tahun 2013 terjadi pengeboman di Riyadh. Kejadian tersebut membuat pemerintah Arab Saudi membersihkan lingkungan habitat dari teroris, dengan meluruskan ajaran agama Islam yang berkembang di Arab Saudi. Abuya Sayyid Muhammad, seorang ulama dan intelektual besar islam menganalisis, bahwa akar penyebab terorisme adalah sikap ekstrem dalam pemikiran agama, yang muncul dari suatu entitas yang menisbatkan sendiri diri mereka pada salafush sholeh (Ulumuddin, 2008). Padahal Muhammad Ibnu Abdul Wahab sendiri menyangkal, bahwa ia pernah mengajarkan aliran yang demikian ekstrem, fundamentalis dan keras.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment